By: Rahmawati Sahing

Senin, 17 September 2012

Ketika harus LDR!

LDR  alias Long Distance Relationship atau bahasa Indonesianya, hubungan jarak jauh. Biasanya dilakukan oleh pasangan kekasih yang terpisah jauh karena jarak. Ya… menurutku sih, orang-orang yang menjalani hubungan seperti ini butuh persiapan mental yang kuat karena tentunya perlu kesabaran ekstra dalam menjalaninya.
Bukan perkara gampang saat aku memutuskan untuk LDR dengan pacarku yang sekarang. Aku sempat diselubungi ketakutan-ketakutan dan kekhawatiran akan berbagai hal ketika menjalani hubungan ini. Soalnya banyak orang-orang yang cerita kalo sebagian pasangan yang LDR gak setia sama pacarnya. Ya… singkatnya, sih banyakan yang ujung-ujungnya malah jadi selingkuh katanya. Ada juga yang bilang kalo pasangan yang LDR tuh, gak beda jauh kayak jomblo, gak bisa malam mingguan bareng, nonton bareng, jalan bareng dan itu bakalan menimbulkan kesirikan sama orang lain yang pacarannya gak LDR.
Setelah sedikit depresi memikirkan hal-hal menakutkan tentang LDR, akhirnya aku memutuskan untuk berkonsultasi pada orang yang menurutku cukup berpengalaman menjalani hubungan seperti ini. Dan orang itu adalah Uni, dia adalah temanku yang aku kenal saat mengikuti salah satu bimbingan belajar waktu masih SMU dulu. Ya, menurutku Uni cukup berpengalaman menjalin LDR dengan pacarnya. Dulu Uni sempat pacaran dengan seorang tentara yang ditugaskan di Aceh, sementara waktu itu dia tinggal di Makassar. Dia sukses menjalani hubungannya itu selama satu setengah tahun sebelum akhirnya dia tahu kalo ternyata tentara itu udah punya istri dan anak (wah…. wah). Trus Uni juga pernah pacaran sama kakak kelasnya di SMU yang kemudian jadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi bergengsi di Australia karena katanya dapat beasiswa, dan alhasil menjadikan mereka berdua harus LDR. Dan kali ini dia sukses menjalani hubungannya selama dua tahun sebelum akhirnya dia tahu kalo ternyata pacarnya itu udah dijodohin sama orang lain. Jadilah Uni galau berbulan-bulan sampai ia bisa move on dan melupakan mantan pacarnya itu.
Kasus kedua yang dialami Uni hampir mirip sama yang sekarang aku jalani sekarang LDR beda benua. Aku di Indonesia dan do’i di Amerika. Kesibukan dan tuntutan pekerjaan yang harus memisahkan kami berdua sampai jarak sejauh itu. Jauuuuh….banget!
Hari itu aku dan Uni janjian di KFC salah satu mall di Makassar. Aku janji traktirin dia sebagai ganti waktu Ultahku yang kemarin gak sempat mentraktir dia.
“LDR tuh,  nyiksa tau!” kata Uni sambil mencocol chiken wing-nya ke saos sambel di depannya. “ Ini pengalaman pertama kamu LDR?” tanya dia.
Aku Cuma manggut-manggut sambil makan kentang goreng ditemani segelas pepsi.
“Udah tau resikonya?” Tanya Uni lagi.
Aku manggut-manggut lagi.
“Kamu gak takut?! Kalo di sana ternyata dia selingkuh, gimana? Emangnya, kamu bisa jamin dia setia?”
“Ya, nggak taulah! Kan, dijalanin aja dulu, Ni!” jawabku ketus. Si Uni melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sepertinya dia nggak mendukungku untuk LDR-an.
“Iya, sih! Tapi kamu mesti punya persiapan mental yang cukup kuat buat  ngejalanin itu! Dan yang penting sih, kamu bisa jaga komunikasi sama do’i! Soalnya itu penting banget!”
Setelah berbincang cukup banyak dan lumayan lama disertai rasa sedikit agak kekenyangan karena meludeskan makanan yang kami pesan dengan porsi yang lumayan besar, akhirnya pertemuan kami berdua hari itu berakhir.
Uni telah memberikan nasehat-nasehatnya yang membuatnya keliatan lebih mirip nenekku ketimbang temanku. Dari nasehat dan wejangan-wejangan yang dia berikan, aku menarik beberapa point penting. Pertama, menjalani LDR perlu persiapan mental yang kuat, soalnya kesabaran bakal diuji. Kedua, menjaga rasa saling percaya. Dan ketiga, menjaga komunikasi agar tetap lancar.
Menjalani LDR emang gak gampang, butuh persiapan terutama secara psikis. Mudah-mudahan dengan melakukan segala apa yang dikasi tau oleh Uni, aku bisa tetap langgeng. Amin! Jangan sampai berakhir kayak kisah-kisahnya si Uni. Amit-amit!

3 komentar:

  1. rahma.. yang penting berpikiran positif aja dengan pacar kamu disana yah.. tetap komunikasi.. tetap kirim kabar kamu, keadaan kamu, anggap dia diary kamu, walau tidak dibalas jangan khawatir.. yang penting kamu sudah tuangkan perasaan kamu.. semangat ya.. aku juga lagi ldr sama pacarku.. sama nasib kita kan..

    BalasHapus
  2. rahma.. yang penting berpikiran positif aja dengan pacar kamu disana yah.. tetap komunikasi.. tetap kirim kabar kamu, keadaan kamu, anggap dia diary kamu, walau tidak dibalas jangan khawatir.. yang penting kamu sudah tuangkan perasaan kamu.. semangat ya.. aku juga lagi ldr sama pacarku.. sama nasib kita kan..

    BalasHapus
  3. rahma.. yang penting berpikiran positif aja dengan pacar kamu disana yah.. tetap komunikasi.. tetap kirim kabar kamu, keadaan kamu, anggap dia diary kamu, walau tidak dibalas jangan khawatir.. yang penting kamu sudah tuangkan perasaan kamu.. semangat ya.. aku juga lagi ldr sama pacarku.. sama nasib kita kan..

    BalasHapus