Dari sekian banyak hal yang ada di dunia ini, menurutku yang paling berharga adalah waktu. Waktu bisa jadi merupakan sesuatu yang sangat, atau bahkan paling berharga yang dimiliki oleh makhluk hidup.
Tidak bisa dipungkiri,
kita hidup, tumbuh, dan berkembang selalu berdampingan dengan waktu. Semua yang
terjadi dalam hidup tidak dapat terlepas dari peran waktu.
Sudah berapa lama kita
hidup di dunia ini? Dan apa saja yang sudah kita lakukan selama ini? Apakah kita
sudah menghargai waktu?
Dari sekian detik,
menit, jam, tahun, bahkan masa yang sudah aku habiskan di dunia ini, mulai dari
ikut bernapas, menjadi makhluk sosial, sampai mengenal kejutan-kejutan dalam
hidup, aku belajar beberapa hal dari waktu. Waktu dalam arti kehidupan.
Waktu adalah salah
satu penyembuh terbaik. Ditinggalkan si dia yang berharga, dicampakkan oleh
yang dicinta, atau diacuhkan oleh yang kita cinta dan sayang dan akhirnya semua
berakhir dengan menorehkan luka, yang kadang terlalu dalam dan sakit luar
biasa.
Dengan waktu,
percayalah itu bisa sembuh. Memang sih, ada banyak alasan yang bisa
menyembuhkan goresan-goresan luka itu, misalnya ada yang sudah bisa move on dari do’i, sudah bisa ikhlas menerima
kenyataan hidup, atau karena memang sudah bisa lupa. Tapi dari semua alasan itu
yang paling berperan adalah sang waktu.
Kita tidak pernah tau
kapan kita akan mendapat kesempatan untuk jatuh cinta lagi dan menemukan
kembali sepotong hati kita yang baru. Kita tidak pernah menduga akan mampu
mengikhlaskan. Kita juga tidak pernah bisa meramalkan kapan kita bisa
melupakan. Semuanya tidak akan terjadi jika kita tidak memberikan kesempatan
pada sang waktu untuk melakukan berbagai hal dalam merubah segala yang terjadi.
Ya, semuanya butuh
waktu. Kita bukanlah Do Min Joon seperti dalam film You Who Came From The Star
yang bisa menghentikan waktu.
Butuh waktu untuk
menyadari bahwa seseorang begitu berharga. Biasanya setelah mereka benar-benar
pergi. Semua itu kadang butuh waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Waktu bisa
membuktikan segalanya. Bukti bahwa yang kita rasakan adalah benar-benar rasa
sayang yang tulus atau hanya karena sekedar penasaran. Bukti bahwa sebenarnya
yang kamu butuhkan adalah orang itu, si Dia yang kini sudah benar-benar pergi
meninggalkan kita. Bukti bahwa sejatinya cinta itu harus kita perjuangkan
dengan penuh pengorbanan. Sampai membuktikan bahwa sejatinya cinta itu harus
memiliki atau direlakan sama sekali.
Semuanya butuh waktu
untuk membuktikan apa yang kita rasakan itu benar-benar tulus atau hanya omong
kosong tentang bualan manis penuh dusta.
Semua yang terjadi, ucapan,
tingkah laku, bahkan harapan, tercipta karena waktu. Ujian hidup yang diberikan
Tuhan, sanggup tidak sanggup waktulah yang membuktikan semuanya. Apakah akan
berakhir bahagia atau menyedihkan.
Sayangnya, kita
sebagai manusia kadang terlalu tidak sabar. Menyimpulkan dan mengambil
keputusan seenak jidat dan menghakimi semua yang terjadi bahkan menyalahkan
waktu. Padahal kita hanya butuh dua hal agar waktu memberikan jawabannya yang
terbaik, sabar dan bijaksana.
Kita hanya butuh
memberikan kesempatan pada waktu. Ya, ingatlah bahwa salah satu yang berperan
dalam sebuah penyesalan adalah waktu. Waktu memiliki kesaktian yang tidak dapat
diremehkan karena tak seorangpun bisa menghentikannya. Waktu tidak dapat
diulang kembali. Apa yang terjadi, maka itulah yang menjadi kenyataan hidup. Sikapilah
dengan sabar dan bijaksana.
Biarkan semuanya
datang, mengalir, dan terjadi, lalu serahkan pada sang waktu untuk diuji
sebelum memutuskan bahwa itulah yang tepat atau biarkan berlalu. Semua akan
indah pada waktunya.
Jadilah orang-orang yang
lebih menghargai waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar