By: Rahmawati Sahing

Kamis, 29 Mei 2014

Tentang Kau yang Pergi




Aku hanya bisa terdiam melihat pesan terakhirmu. Pesan balasan yang kau kirim di kotak masuk ponselku. Yang membuat hati ini kembali pada luka lama yang sebelumnya kau sembuhkan karena kehadiranmu.
Ada yang hilang, sekejap ketika ucapan selamat tinggal itu terucap. Ya, kau yang mengucapkannya. Mengucapkannya tanpa suara, tapi menghujam hati begitu dahsyat. Sakit, perih, terluka begitu dalam. Kau pergi, meninggalkanku tanpa sepatah katapun yang bisa kudengar langsung terucap dari bibirmu sendiri.
Kau pergi setelah sekian lama merajut asa dan membingkai kenangan bersamaku. Ada yang salah padaku? Entahlah, hanya dirimu yang tau alasan mengapa kau meninggalkanku. Aku bukanlah wanita sempurna yang bisa dan punya segalanya, aku hanyalah seseorang yang mencintaimu dengan tulus dan melakukan yang terbaik untukmu.
Mencintaimu, dan bisa bersamamu selalu menyenangkan untukku. Semuanya terasa indah. Tak sedetikpun aku merasa bosan saat bersamamu, merangkai begitu banyak kenangan indah. Tapi kini terasa begitu pahit, sakit, dan meninggalkan luka. Kau tau itu?
Kau pergi tanpa peduli aku yang masih tetap di sini menantimu kembali menjelaskan semuanya. Kau pergi meninggalkanku bersama hati yang telah kau hancurkan. Mengapa kau pergi? Haruskah seperti ini?
Apakah kau hanyalah seseorang yang ditakdirkan untuk datang, singgah sejenak, membuat kenangan, lalu pergi begitu saja? Semuanya terasa begitu sulit untuk aku pahami.
Tentang datang dan pergi, aku tidak peduli. Dalam hati ini masih tergores namamu yang selalu kuucap dalam genggaman do’a dalam kedua telapak tangan. Aku mencintaimu.


Semua rangkaian kenangan dan rajutan asa yang terbias dalam kebersamaan kita kusimpan rapi di dalam hati ini. Aku menunggumu kembali. Di sini, di sampingku, bersamamu.
Aku tidak pernah memaksamu untuk tetap di sini, bersamaku, namun jika kau juga memiliki rasa yang sama, mencintaiku, seharusnya kau tidak pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar