Pernah sakit
sakit hati gara-gara mencintai seseorang?! Jawabannya mungkin adalah “YA” buat
yang udah pernah ngalamin jatuh cinta. Dan aku mungkin adalah satu dari sekian
juta manusia yang pernah ngalamin itu. Hmmm…….
Postingan ini
sebenarnya udah lama banget aku tulis, cuman gak tau kenapa ada perasaan yang
gak tau males, atau ngerasa kurang kerjaan aja mosting sekaligus curhat masalah
sakit hati di blog! But, it’s only to
share! Terkadang “dunia maya” bisa lebih mendengarkan dan memahami kita
ketika manusia-manusia di dunia nyata terlalu sibuk dengan urusannya
masing-masing dan menjadi sulit untuk memahami kita.
Saat nulis
postingan ini aku lagi duduk di salah satu sudut meja dalam restauran fast food di sebuah mall di Makassar sambil
nunggu seorang teman yang katanya hari ini ngajakin aku jalan. Udah hampir satu
jam aku duduk. Ngerasa bosan dan akhirnya malah iseng nulis curhat.
Sesekali rasa
bosanku aku tahan sambil mengunyah kentang goreng yang aku pesan atau ngeliatin
orang di sekeliling. Di sebelahku ada bapak-bapak gendut yang lagi makan ayam
dengan sangat lahap bareng dua orang anak kembarnya.
Di depanku ada
sekelompok anak SMP yang masih pake seragam lagi makan sambil ngobrol dan
ketawa-ketawa. Keliatannya obrolannya seru banget!
Sementara di
belakangku, ada sepasang kekasih yang lagi makan sambil suap-suapan. Sebenarnya
aku merasa norak banget sama pemandangan itu, tapi, aku ngerti gimana rasanya
orang yang lagi jatuh cinta. Secara aku juga pernah ngalamin. Dunia serasa
milik berdua dan yang lain Cuma ngontrak.
Yup, mereka
semua terlihat biasa. Sama kayak aku. Juga terlihat biasa aja.
Padahal, belum
cukup dua minggu aku ditinggalin sama orang yang aku sayang salah, orang
yang pernah aku tinggalkan duluan karena melakukan kesalahan terbodoh dan
mungkin membuatku menyesal seumur hidup.
Di dalam tubuh
yang terlihat biasa-biasa ini, aku sedang hancur, berantakan, sakit, dan gak
tau gimana cara ngobatinnya. Aku galau segalau-galaunya.Tapi bagi orang lain
yang ngeliat, aku tentunya hanya terlihat biasa. Karena apapun masalah kita,
serumit apapun itu, orang lain akan tetap jalan dengan hidup dan urusannya
masing-masing. Seolah mereka tidak memperdulikan sama sekali.
Ada banyak
alasan untuk orang putus cinta dan akhirnya sakit hati.
Mulai dari
ketidaksamaan dari apa yang kita inginkan dengan apa yang diberikan oleh
pasangan, masalah agama, orang tua, sahabat, atau PIHAK KETIGA.
Sebenarnya di
posisi ini aku gak tau mau memposisikan diri antara yang menyakiti atau yang
tersakiti. Sebab, memang aku duluan yang bikin masalah dan akhirnya seperti
ini.
Karena satu
alasan (gak bisa aku sebutin), aku akhirnya meninggalkan Tuan M (my X boy friend). Singkatnya, aku
mutusin dia. Ya, aku mungkin memang kejam waktu itu. Aku sadar udah bikin dia
jadi sakit hati banget.
Tapi karena
aku sadar udah bikin dia sakit hati, aku juga nggak ninggalin dia gitu aja.
Kata “putus” emang udah pernah terucap, tapi keseharian dalam bergaul dengan
dia tetap aku jalani seperti biasa. Gak jauh beda pas masih pacaran dulu.
Bahkan orang-orang di sekitar kami gak ada yang ngira kalo kami udah bubaran.
Selang
beberapa minggu setelah kejadian AKU-MUTUSIN-DIA, aku ngerasa memang ada yang hilang
dalam hari-hariku. Aku merasa kehilangan dia. Lalu aku berpikir, mungkin aku
nyesel kehilangan dia. Hari-hari selanjutnya, aku masih mikirin itu dan
akhirnya berpikir mulai membuat opsi dalam menjalani hubungan kami berdua,
antara “balikan aja” atau “terus kayak gini aja, kayak orang HTS-an”.
Tapi, baru
beberapa hari mikirin itu aku malah nangkep gelagat gak beres dari dia. Dia
biasanya masih sangat intens
ngehubungin aku lewat telepon atau sekedar sms
tiap harinya. Tapi, beberapa hari terakhir itu, dia udah jarang banget nelpon,
kalopun sms aku, terkadang Cuma
sesekali. Kalo aku yang nelpon dia duluan ponselnya lebih sering mengeluarkan
nada sibuk. Tiap kali ketemu, dia juga udah masang tampang males dan tiap kali
minjem ponselnya dia selalu keliatan rada-rada was-was. Tiap kali iseng
ngecek-in inbox-nya, dia selalu
pengen ngerebut ponselnya, bahkan udah dipasangin password. Dia bahkan bohongin aku seperti anak ingusan saat aku
mintain password inbox-nya. Password yang biasanya dengan enteng dia
kasi tau ke aku.
“Password-nya masih yang dulu, kok! Tuh,
hp emang sering kayak gitu! Kadang-kadang bisa dibuka pake password-nya, tapi kadang-kadang malah gak bisa! Aku juga gak tau
kenapa, mungkin hpnya udah mulai error,
tuh!” jawabnya sama aku tiap kali aku tanyain password inbox-nya. Dan aku dengan bodohnya nerima jawabannya gitu
aja. Persis anak kecil yang dibodoh-bodohin sama kakaknya.
Waktu itu aku
gak tau kalo dia lagi Pe_De_Ka_Te sama cewek lain. Aku bahkan masih berpikir
kalo dia masih belum bisa lupain aku. Ya, aku terlalu kePeDe-an.
Hari itu
akhirnya tiba. Hari di mana aku ngerasa sangat hancur.
Aku masih
ingat hari itu, hari Rabu. Di mana Tuan M mengatakan semuanya dengan terus
terang, setelah sehari sebelumnya kudesak untuk mengatakan apa yang sebenarnya
terjadi.
Waktu itu dia
ngajakin aku bicara di dalam salah satu kelas di kampus ketika menunggu jam
pergantian untuk mata kuliah selanjutnya. Dia pandangin aku lekat-lekat,
sementara aku yang sudah punya feeling tentang
apa yang akan dia katakan hanya tertunduk dan gak mampu menatap matanya.
Dia menyebut
satu nama. Nona I. Cewek yang satu fakultas, satu jurusan dan yang paling
spektakuler, dia adik junior dari mahasiswa angkatanku. Yang terpaut hanya
setahun di bawahku.
Saat mendengar
kalimat menyakitkan itu mengalir dengan sangat lancar dari mulut Tuan M, aku
merasa atap kampus di atasku mendadak runtuh di atas kepalaku. Ada sesuatu yang
sangat berat menimpaku saat itu, jam itu, menit itu, dan detik itu juga. Dadaku
jadi terasa sangat sesak, sulit untuk bernapas. Aku ngerasa sangat hancur,
sakit se-sakit sakitnya. Bahkan Tuan M hanya melihatku pergi begitu saja
meninggalkan kelas saat air mata yang sedari tadi aku tahan untuk keluar.
Aku berjalan
keluar kelas sendirian sambil menangis dan mencoba untuk menahan tubuhku
sendiri yang terasa jadi gak seimbang karena masih sangat shock. Baru setelah beberapa menit aku pergi, dia baru berlari
mengejarku. Memanggil namaku dengan sebutan yang sebelumnya tak pernah ia sebut
untuk memanggilku dulu. Panggilan yang menurutku kurang sopan. Aku tetap
berjalan pergi tak peduli dengan panggilannya itu. Aku masih belum bisa
menerima kenyataan kalo dia udah menggantikanku di hatinya. Menggantikanku
dengan wanita yang mungkin sekarang terlihat lebih INDAH dariku di matanya
kini. Apakah dia tahu kalo aku sakit??!!
Mungkin ini
hukum karma. Mungkin inilah dulu yang pernah dia rasakan ketika aku melakukan
hal yang sama padanya dulu.
Tapi aku gak
pernah memperlakukan dia seperti ini. Bahkan di hari besoknya, dia bahkan ogah
banget ngeliatin aku. Dia nggak peduli aku masih butuh sama dia. Padahal ketika
hal yang sama kulakukan padanya, aku masih selalu adanya untuknya ketika dia
butuh sama aku. Aku nggak bener-bener ninggalin dia. Aku masih rela berkorban
demi dia. Tapi kenapa setelah dia dapat penggantiku, dia sampai setega itu.
Aku sakit
sesakit- sakitnya. Aku ngerasa hancur.
Gak tahu harus ngapain.
Awalnya aku
pengen ngomong langsung sama si Nona I tentang apa yang terjadi tapi, Tuan M
melarangku dengan alasan untuk menjaga perasaan Nona I. Bahkan di jejaring
sosial facebook Tuan M aku sempat
melihat ia menulis dikronologi Nona I agar Nona I bisa terus tersenyum dan
menjaga keadaan agar tetap baik-baik saja. Aku ngerasa sakit pas baca tulisan itu.
Aku gak pernah
nyangka Tuan M melakukan itu sama aku. Menyuruhku menjaga perasaan pacar barunya
itu sementara dia bahkan gak peduli sama sekali dengan perasaanku. Sakiiiittt!
Nona I gak
pernah tahu gimana sakit yang aku rasain. Gimana aku mesti menderita nahan
sakit tiap kali ingat Tuan M. Nona I gak pernah tau apa aja yang aku lakuin
untuk berusaha ngilangin pikiran tentang Tuan M. Gimana perasaan tersiksa yang
aku rasain tiap kali liat dia. Sakit hati yang begitu sangat ketika mendengar
Tuan M mengangkat telepon si Nona I ketika duduk di sampingku. Sakit. Sakit
yang nggak bisa aku deskripsikan.
Aku gak pernah
tahu, sampai kapan aku bisa bertahan dengan perasaan yang masih sangat sakit
ini. Gimana caranya untuk bisa melupakan Tuan M. Mungkin bersabar dan ikhlas
adalah yang terbaik kulakukan saat ini. Meskipun itu aku lakuin dengan perasaan
yang teramat sakit.
Pengorbanan
yang dulu aku lakukan, seolah kini sama sekali nggak ada artinya dan nggak ada
harganya.
Aku sekarang
Cuma bisa tersenyum dalam sedih. Terima kasih buat Tuan M atas kenangan manis
yang sudah kita jalanin sama-sama dan terima kasih juga untuk kenangan pahit
yang mungkin nggak bakalan aku lupain seumur hidup.
Ini semua
bakalan jadi pengalaman berharga yang pernah aku lalui dalam hidup. Terima
kasih atas rasa sakit ini.
NONA
I NGGAK PERNAH TAHU GIMANA PERASAAN NONA R!
KAU
JAGA SENYUMNYA DAN BIARKAN AKU MENANGIS!
DI
MATAMU KINI, MUNGKIN DIA MEMANG LEBIH INDAH DARIKU.
Sebutir leleran air terasa mengalir keluar dari pelupuk mataku
saat mengakhiri tulisan ini._ _ _ _
Tidak ada komentar:
Posting Komentar